Salahsatu keunikan Islam adalah sebagai Diin tidak saja hadir sebagai petunjuk hidup. Tapi sekaligus menjadi identitas dasar bagi pemeluknya. Al-Quran menggariskan bahwa Dakwah itu tidak sekedar mengajak nanusia ke jalan Allah. Namun tidak kalah pentingnya adalah umat ini harus mampu menjadikan Islam sebagai identitasnya. “Dan adakah perkataan yangوَٱلضُّحَىٰ Arab-Latin Waḍ-ḍuḥāArtinya Demi waktu matahari sepenggalahan naik, Al-Lail 21 ✵ Ad-Dhuha 2 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Mendalam Berkaitan Surat Ad-Dhuha Ayat 1 Paragraf di atas merupakan Surat Ad-Dhuha Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan variasi penjelasan dari beragam ahli ilmu berkaitan makna surat Ad-Dhuha ayat 1, misalnya seperti berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia1-3. Allah bersumpah dengan waktu dhuha,dan maksudnya adalah seluruh siang, Allah bersumpah Juga dengan malam yang membuat makhluk tenang dan kegelapannya pekat. Allah bersumpah dengan makhluk yang Dia kehendaki. sedangkan makhluk tidak boleh bersumpah dengan selain khaliknya,karena sumpah dengan selain Allah adalah syirik. Tuhanmu wahai nabi,tidak meninggalkanmu dan tidak marah kepadamu hanya karena menahan wahyu darimu.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram1. Allah bersumpah dengan permulaan siang.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah1-2. Demi waktu dhuha, yaitu ketika matahari telah meninggi; dan yang dimaksud adalah waktu siang seluruhnya karena Allah menyandingkan waktu dhuha dengan waktu malam dalam ayat 2 والليل إذا سجى. Kemudian Allah menegaskan sumpah-Nya dengan waktu malam ketika telah datang dan kegelapannya telah dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah1. وَالضُّحَىٰ Demi waktu matahari sepenggalahan naik Dhuha adalah sebutan bagi waktu saat matahari mulai naik.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1-2. Telah turun kepada Nabi cahaya dan ketentraman... Yaitu shalat dhuha dan shalat lail yang keduanya membawa kepada kebahagiaan dan ketentraman di dunia maupun di akhirat, dan keduanya adalah sebaik-baiknya obat untuk menghilangkan kegelisahan.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri SuriahKeutamaan surah Imam Syafi’I RA mengeraskan pengucapan takbir. Sesungguhnya dia mengucapkan Allahu Akbar saat membaca surah {Adh-Dhuha} dan akhir setiap surah setelahnya. 1-2. Aku bersumpah demi waktu meningginya matahari di permulaan siang. Sa’id bin Manshur Al-Faryabiy mengatakan dari Jundub yang berkata “Jibril telah melambatkan Nabi SAW, kemudian orang-orang musyrik berkata”Sungguh Muhammad telah ditinggalkan”. Dan demi malam yang ditempati manusia untuk istirahat, dan menutupi segala sesuatu dengan kegelapannyaMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDemi waktu dhuha} Aku bersumpah permulaan siang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H1-3. Allah bersumpah dengan siang bila cahayanya mulai tersebar, yaitu waktu dhuha, dan juga dengan malam, “apabila telah sunyi,” dan gelap gulita, atas perhatian Allah terhadap RasulNya seraya berfirman, “Rabbmu tiada meninggalkan kamu,” yakni tidak meninggalkanmu sejak Dia memperhatikanmu dan tidak menelantarkanmu sejak memelihara dan merawatmu, tapi Dia senantiasa mendidikmu dengan pendidikan yang paling sempurna dan mengangkatmu satu derajat demi satu derajat, “dan tiada pula benci kepadamu,”maksudnya Allah tidaklah membencimu, sejak Dia mencintaimu, karena menafikan kebaikan sesuatu menunjukkan penegasan atas kebalikannya. Penafian semata bukanlah pujian kecuali bila penafian tersebut mengandung penegasan kesempurnaan. Inilah keadaan Rasulullah sebelum dan sesudahnya, yaitu kondisi yang paling sempurna. Kecintaan Allah padanya serta terus berlalunya cinta itu, senantiasa naiknya derajat kesempurnaan Rasulullah dan perhatian Allah pada beliau.📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah Komite Fatwa Majelis Ulama KSADalam surah ini Allah ﷻ menjelaskan bagaimana Dia menganugerahkan kepada Nabi-Nya ﷺ begitu banyak pemberian, pemberian yang merupakan kebaikan-kebaikan didunia dan kebaikan yang berlipat banyaknya di akhirat, karena beliau ﷺ adalah ciptaan Allah ﷻ yang paling mulia, dan dialah tuannya para anak adam pada hari kiamat, sebagaimana yang beliau sabdakan dalam sebuah hadits أنا سيد ولد آدم يوم القيامة وأول من ينشق عنه القبر وأول شافع وأول مشفع “Aku adalah penghulu pemimpin anak Adam pada hari kiamat, yang pertama dibangkitan dari kubur, yang pertama memberi syafa’at dan yang pertama diterima syafa’atnya.” [ Diriwayatkan oleh Imam Muslim 2278 , dari hadits Abu Hurairah -Radhiyallahu 'anhu- ] , dengan kemuliaan yang dimiliki oleh beliau Allah ﷻ bersumpah dengan { وَالضُّحَىٰ , وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ } , walaupun sebenarnya tanpa adanya sumpah yang dikhusus untuk Nabi ﷺ kemuliaan beliau tetaplah yang paling tinggi diantara makhluk lainnya, akan tetapi wujud sumpah ini untuk lebih meninggikan derajat kemuliaan Nabi ﷺ . Allah ﷻ berfirman { وَالضُّحَىٰ } Demi waktu dhuha Dan maksudnya adalah cahaya yang muncul pada siang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 Hوَالضُّحَى "Demi waktu dhuha" Adh-Dhuha adalah waktu awal siang hari, pada waktu tersebut ada sinar dan cahaya📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Ad-Dhuha ayat 1 1-2. Allah memulai surat ini dengan masalah keimanan. Allah berkata Bersumpahlah wahai Nabi Allah dengan waktu dhuha dan ia adalah awal waktu siang, ketika naik matahari, dan dengan malam jika telah gelap gulita malamnya dan tertutupi segala sesuatu yang nampak.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Jundub bin Sufyan ia berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah sakit sehingga tidak bangun selama dua atau tiga malam, lalu ada seorang wanita yang datang berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya aku berharap setanmu telah meninggalkanmu, karena aku tidak melihat dia mendekatimu sejak dua atau tiga malam.” Maka Allah Azza wa Jalla berfirman, “Wadh dhuhaa—Wallaili idzaa sajaa—Maa wadda’aka Rabbuka wamaa qalaa.” Hadits ini diriwayatkan pula oleh Muslim, Tirmidzi, dan ia berkata, “Hadits ini hasan shahih,” Ahmad, Thayalisi, Ibnu Jarir, Al Humaidiy, dan Al Khathiib dalam Muwadhdhih Awhaamil Jam’i wat Tafriiq juz 2 hal. 22. Allah Subhaanahu wa Ta'aala bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam ketika telah sunyi untuk menerangkan perhatian Dia kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ad-Dhuha Ayat 1Demi waktu duha ketika matahari naik sepenggalah, atau demi waktu siang seluruhnya. Penyebutan waktu duha mengisyaratkan bahwa tenggang waktu ketika nabi tidak menerima wahyu beberapa lama bagaikan malam yang gelap, sedangkan turunnya surah ini setelah itu bagaikan fajar yang menyingsing. 2. Dan demi malam apabila telah sunyi dan gelap. Ketika matahari bergeser ke tempat lain, belahan bumi yang ditinggalkannya beranjak tenang dan gelap, menjadi waktu yang tepat untuk dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah berbagai penjelasan dari beragam ulama berkaitan kandungan dan arti surat Ad-Dhuha ayat 1 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa faidah untuk kita bersama. Support dakwah kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Yang Tersering Dicari Ada banyak topik yang tersering dicari, seperti surat/ayat Az-Zumar 53, Al-Ma’idah 3, An-Nashr, Yusuf, An-Naziat, Al-Kahfi 1-10. Termasuk Al-Ashr, Al-Qari’ah, Bismillah, Quraisy, An-Nisa 59, Al-Lahab. Az-Zumar 53Al-Ma’idah 3An-NashrYusufAn-NaziatAl-Kahfi 1-10Al-AshrAl-Qari’ahBismillahQuraisyAn-Nisa 59Al-Lahab Pencarian surat al an'am ayat 70, surat at taubah ayat 60 beserta artinya, arti yasin ayat 82, terjemahan surat at takatsur, an aziat Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Ma Wadda Aka Rabbuka Wamaa Qalaa Ma wadda aka rabbuka wamaa qalaa merupakan ayat ke tiga dari surat Ad-Dhuha. Lebih tepatnya adalah, "Maa wadda'aka rabbuka wa maa qalaa". Sedikit penjelasan tentang surat Ad-Dhuha, surat Ad-Dhuha merupakan surat Makkiyah atau surat yaNg diturunkan di Mekkah sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Surat Ad Dhuha adalah surat ke 93 dalam Al-Qur'an dan terdiri atas 11 ayat, tepatnya pada Juz 30. Dinamakan Ad Dhuha karena diambil pada ayat pertama surat ini yang mempunyai arti waktu matahari sepenggalahan naik. Surat Ad-Dhuha menjelaskan tentang pemeliharaan Allah SWT terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan cara yang tak putus-putusnya, larangan berbuat buruk terhadap anak yatim dan orang yang meminta-minta dan mengandung pula perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam supaya mensyukuri segala wadda'aka rabbuka wa maa qalaa artinya, "Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada pula benci kepadamu." Maksud dari ayat tersebut adalah ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam terhenti untuk sementara waktu, orang-orang musyrik berkata, "Tuhannya Muhammad telah meninggalkannya dan benci kepadanya." Maka turunlah ayat tersebut untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu yaitu, "Tuhanmu tiada meninggalkan kamu Muhammad dan tiada pula benci kepadamu." Yakni Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidaklah meninggalkan Beliau dan membiarkannya sejak Dia mengurus dan mendidik Beliau dengan senantiasa mengurus dan mendidik Beliau dengan pendidikan sebaik-baiknya serta meninggikan Beliau sederajat demi sederajat. Yakni Dia tidak membencimu sejak Dia keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang dahulu dan yang sekarang; yakni keadaan yang paling sempurna; kecintaan Allah untuk Beliau dan tetap terus seperti itu serta diangkatnya Beliau kepada kesempurnaan, dan tetap terusnya mendapatkan perhatian dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Adapun keadaan Beliau pada masa mendatang, maka sebagaimana firman-Nya, "Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada permulaan."Ma Wadda Aka Rabbuka Wamaa QalaaMa wadda aka rabbuka wamaa qalaa merupakan ayat ke tiga dari surat Ad-Dhuha. Berikut ini merupakan surat Ad-Dhuha ayat ke tiga arab dan artinya مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰLatin Maa wadda'aka rabbuka wa maa qalaa QS. Ad-Dhuha1Artinya Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada pula benci kepadamu. QS. Ad-Dhuha1Tafsir Surat Ad-Dhuha Ayat 3 Menurut Al-Muyassar/Kementerian Agama Saudi Arabia3. Rabbmu -wahai Rasul- tidak akan meninggalkanmu dan tidak pula memurkaimu sebagaimana ucapan orang-orang musyrik tatkala wahyu terputus Ad-Dhuha Arab dan Artinya Dan berikut ini merupakan surat Ad-Dhuha ayat 1 sampai 11 arab dan artinyaوَٱلضُّحَىٰLatin Wad-duhaa QS. Ad-Dhuha1Artinya 1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik. QS. Ad-Dhuha1وَٱلَّيْلِ إِذَا سَجَىٰLatin Wal-laili iżaa sajaa QS. Ad-Dhuha2Artinya 2. dan demi malam apabila telah sunyi gelap, QS. Ad-Dhuha2مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰLatin Maa wadda’aka rabbuka wa maa qalaa QS. Ad-Dhuha3Artinya 3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada pula benci kepadamu. QS. Ad-Dhuha3وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰLatin Wa lal-aakhiratu khairul laka minal-ulaa QS. Ad-Dhuha4Artinya 4. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang permulaan. QS. Ad-Dhuha4وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰٓLatin Wa lasaufa yu’tiika rabbuka fa tardaa QS. Ad-Dhuha5Artinya 5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hati kamu menjadi puas. QS. Ad-Dhuha5أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَـَٔاوَىٰLatin A lam yajidka yatiiman fa aawaa QS. Ad-Dhuha6Artinya 6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? QS. Ad-Dhuha6وَوَجَدَكَ ضَآلًّا فَهَدَىٰLatin Wa wajadaka daallan fa hadaa QS. Ad-Dhuha7Artinya 7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. QS. Ad-Dhuha7وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰLatin Wa wajadaka aa`ilan fa agnaa QS. Ad-Dhuha8Artinya 8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. QS. Ad-Dhuha8فَأَمَّا ٱلْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْLatin Fa ammal-yatīma fa laa taq-har QS. Ad-Dhuha9Artinya 9. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. QS. Ad-Dhuha9وَأَمَّا ٱلسَّآئِلَ فَلَا تَنْهَرْLatin Wa ammas-saa`ila fa laa tan-har QS. Ad-Dhuha10Artinya 10. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. QS. Ad-Dhuha10وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْLatin Wa ammaa bini’mati rabbika fa haddis QS. Ad-Dhuha11Artinya 11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. QS. Ad-Dhuha11Itulah penjelasan tentang ma wadda aka rabukka wamaa qalaa yang ternyata merupakan ayat ketiga dari surat Ad-Dhuha. Sekian penjelasan kali ini, semoga bermanfaat.
maawadda'aka rabbuka wamaa qalaa 3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu(1582). bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta 'ibadakas sholihin". Artinya: "Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktuMU, dan keagungan itu adalah keagunganMU, dan keindahan itu